RajaCerdas.ORG Situs Poker Online Terpercaya dengan Bonus Rollingan dan Referral Tertinggi

Header Ads

bandarq BandarQ bandarq Agen Togel Terpercaya

AGEN BANDARQ - Evakuasi Jenazah Serda Handoko dari Mbua, Helikopter TNI Ditembaki dari Puncak Kabo Papua

Evakuasi Jenazah Serda Handoko dari Mbua, Helikopter TNI Ditembaki dari Puncak Kabo Papua

Evakuasi Jenazah Serda Handoko dari Mbua, Helikopter TNI Ditembaki dari Puncak Kabo Papua


AGEN BANDARQ - Kasus pembantaian terhadap pekerja PT Istaka Karya di Papua yang tengah melakukan proyek pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak masih berlanjut.

Seorang pekerja PT Istaka Karya yang selamat, Jimmi Aritonang menuturkan situasi yang terjadi sebenarnya saat penembakan terjadi.

Jimmi sendiri saat ini telah berhasil dievakuasi dari Distrik Mbua, Kabupaten Nduga menuju ke Wamena, Ibukota Jayawijaya.

Dirangkum Tribunnews dari Kompas.com,berikut fakta-fakta terbaru terkait kasus pembantaian terhadap pekerja di Papua.

1. Kronologi kejadian

Berdasarkan penuturan Jimmi Aritonang, pekerja PT Istaka Karya memutuskan untuk libur pada Sabtu (1/12/2018) karena ada upacara peringatan yang diklaim sebagai HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM).

Sekitar pukul 15.00 WIT, Kelompok Kriminal Bersenjata kemudian mendatangi kamp PT Istaka Karya dan memaksa seluruh 25 karyawan keluar.

“Sekira pukul 15.00 WIT, kelompok KKB mendatangai Kamp PT Istaka Karya dan memaksa seluruh karyawan berjumlah 25 orang keluar, selanjutnya digiring menuju kali Karunggame dalam kondisi tangan terikat dan dikawal sekitar 50 orang KKB bersenjata campuran standar militer,” tutur Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhamad Aidi saat menceritakan kembali keterangan yang diperoleh dari Jimmi pada Kompas.com, Rabu (5/12/2018).

Kemudian pada Minggu (2/12/2018), 25 pekerja PT Istaka Karya digiring menuju Puncak Kabo dalam keadaan tangan terikat.

Tak lama kemudian para KKB menari-nari hingga akhirnya menembaki pekeja PT Istaka Karya secara sadis.

Sebagian pekerja dilaporkan tertembak mati di tempat dan sebagian pura-pura mati.

Para KKB kemudian melanjutkan perjalanan menuju Puncak Kabo dan meninggalkan jenazah pekerja PT Istaka Karya begitu saja.

Sebelas pekerja yang pura-pura mati kemudian mencoba melarikan diri.

Sayang upaya mereka terlihat KKB dan dikejar.

Lima pekerja tertangkap dan dibunuh KKB, enam orang melarikan diri ke arah Mbua, sementara dua di antaranya belum ditemukan, dan empat orang selamat, termasuk Jimmi Aritonang.

Korban selamat pun diamankan oleh anggota TNI di Pos Yonif 744/Yalet di Mbua.

2. Seorang tentara tewas di tembak KKB

Penyerangan KKB ternyata berlanjut hingga Senin (3/12/2018) pagi.

Sekitar pukul 15.00 WIB, KKB menyerang Pos TNI 755/Yalet yang menjadi tempat Jimmi Aritonang bersama kawan lainnya diamankan.


Serangan diawali dengan cara melempar batu ke arah pos hingga seroang anggota Yonif 755/Yalet, Serda Handoko membuka jendela.

Sayang Serda Handoko kemudian ditembak KKB dan meninggal dunia.

“Saat itu anggota di pos membalas tembakan sehingga terjadi kontak tembak dari jam 05.00 WIT hingga 21.00 WIT. Karena situasi tidak berimbang dan kondisi medan yang tidak menguntungkan, maka pada 4 Desember sekitar pukul 01.00 WIT, Danpos memutuskan untuk mundur mencari medan perlindungan yang lebih menguntungkan. Saat itulah salah seorang anggota, Pratu Sugeng, tertembak di lengan,” ungkap Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhamad Aidi kepada Kompas.com.

3. Helikopter TNI ditembaki KKB

Pada Rabu (5/12/2018) siang, helikopter TNI yang akan melakukan evakuasi jenazah Serda Handoko diserang oleh KKB di Pos TNI PAM Rawan/755 Yalet di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga.

Saat diserang KKB, baling-baling helikopter terkena tembakan.

Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin Siregar menjelaskan tembakan berasal dari Puncak Kabo.

Tim Nanggala pun melakukan tembakan balasan.

“Karena ada tembakan dari arah Puncak Kabo, maka Tim Nanggala melakukan tembakan balasan dari helikopter. Ada satu helikopter jenis Bell yang baling-balingnya terkena tembakan dari kelompok KKB,” kata Siregar ketika dikonfirmasi Kompas.com melalui telepon selulernya.

Namun akhirnya jenazah Serda Handoko berhasil dievakuasi menuju Kenyam, Ibukota Kabupaten Nduga.

Selanjutnya jenazah Serda Handoko akan diterbangkan menuju Timika, Kabupaten Mimika.

Pembangunan Trans Papua Tetap Lanjut

Presiden Joko Widodo menegaskan pembangunan Trans Papua tetap berlanjut, meski terjadi insiden penembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap pekerja PT Istaka Karya di Kabupaten Nduga, Papua.

"Ini malah membuar tekad kita membara untuk melanjutkan tugas besar kita membangun tanah Papua," ujar Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/12/2018).

Agar proses pembangunan tetap berlanjut, Jokowi meminta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk meneruskan tugasnya dalam membangun jalan di Wamena-Mamugu dan segera menyelesaikan jalan Trans Papua sepanjang 4.600 kilo meter.

"Dari Wamena-Mamugu ini terus dibangun 35 jembatan, adi tetap harus diselsaikan, artinya PU jalan terus untuk membangun tanah Papua atau mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ucap Jokowi.

Sebelumnya, Jokowi menegaskan dirinya tidak akan takut terhadap aksi KKB Papua.

"Saya tegaskan bahwa tidak ada tempat untuk kelompok-kelompok kriminal senjata seperti ini di tanah Papua maupun seluruh pelosok tanah air dan kita juga tidak akan pernah takut," ujar Jokowi.

Jokowi pun telah meminta kepada Panglima TNI dan Kapolri untuk mengejar serta menangkap seluruh pelaku penindakan yang sudah termasuk biadab tersebut.

"Saya memerintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk menangani penyerangan dengan penembakan oleh KKB di Papua yang telah mengakibatkan gugurnya para pekerja yang tengah bertugas membangun jalan Trans Papua," papar Jokowi.

OPM Bertanggungajawab

Sementara, Panglima Daerah Militer Makodap III Ndugama Organisasi Papua Merdeka (OPM) Pimpinan Egianus Kogoya mengaku bertanggungjawab, atas penyerangan yang menewaskan puluhan pekerja jembatan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Mereka pun menantang TNI/Polri berperang secara gentleman.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Kelompok OPM, Sebby Sambom.

Menurutnya, OPM tidak akan berperang melawan warga sipil, akan tetapi sasarannya jelas yakni TNI/Polri.

“Kami tidak akan berperang melawan warga sipil yang tidak seimbang dan sepadan. Untuk itu kami imbau kepada pihak TNI/Polri Kolonial Indonesia, berperanglah secara gentleman dan bertanggung jawab menjunjung tinggi hukum humanisme Internasional,” kata Sebby yang menyampaikan keterangan Egianus Kogoya, dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (5/12/2018).

Ia pun mengklaim, aparat TNI/Polri telah melancarkan serangan udara saat melakukan evakuasi para korban.

“Mereka melancarkan serangan udara sampai dengan sore ini dengan menggunakan peralatan perang yang canggih dan bahan peledak daya besar. Beberapa rumah jadi korban serangan ini dan warga sipil dan anggota TPNPB juga menjadi korban. Namun, wilayah Mbua besar jadi kami secara komando belum identifikasi korban,” sambungnya.

Oleh karena itu, kata Sebby, pihaknya meminta kepada TNI/Polri agar tidak menyerang sembarang terhadap warga sipil.

“Medan perang ada di Distrik Mbua sampai Habema, bukan Distrik Dal Yigi dan lainya. Kami berjuang bukan KKB, KKSB, dan lain-lain tetapi kami adalah pejuang sejati untuk kebebasan Republik West Papua. Kami tidak minta Jalan Trans dan pembangunan, namun solusi masalah Papua adalah Kemerdekaan dan Berdaulat sendiri sebagai Bangsa yang beradap,” pungkasnya.

Tidak ada komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Diberdayakan oleh Blogger.