RajaCerdas.ORG Situs Poker Online Terpercaya dengan Bonus Rollingan dan Referral Tertinggi

Header Ads

bandarq BandarQ bandarq Agen Togel Terpercaya

AGEN BANDARQ - Semut Drakula Terpilih Jadi Hewan Tercepat di Dunia

Semut Drakula Terpilih Jadi Hewan Tercepat di Dunia

Semut Drakula Terpilih Jadi Hewan Tercepat di Dunia


AGEN BANDARQJika sloth berjari tiga termasuk hewan terlambat di dunia, siapakah yang menempati posisi hewan tercepat? Selama ini, pemahaman umum menyebutkan bahwa cheetah adalah hewan tercepat di dunia.

Namun, menurut sebuah penelitian terbaru yang dilansir Science Daily, Rabu (12/12/2018), hewan tercepat di dunia adalah organisme terkecil yang ukurannya tidak lebih besar dari ujung jari orang dewasa.

Organisme terkecil itu adalah semut drakula (Mystrium camillae), spesies pemalu dan sukar dipahami. Semut langka asal Madagaskar ini biasa ditemui di hutan tropis Asia Tenggara dan Australia.

Hewan yang termasuk predator bawah tanah ini mengisap darah dari larvanya sendiri yang dikenal dengan sebutan "kanibalisme nondestruktif".

Selain itu, penelitian itu juga menemukan bahwa rahang pada spesies langka dan misterius ini dapat menutup lima ribu kali lebih cepat daripada kedipan mata manusia. Itu menjadikan semut drakula memiliki gerakan tercepat di dunia yang pernah tercatat dalam sejarah.

"Semut ini sangat menarik karena rahang mereka sangat tidak biasa," kata profesor biologi dan entomologi dari Universitas Illinois, Andrew Suarez, peneliti postdoctoral di Smithsonian National Museum of Natural History, Frederick J. Larabee, dan peneliti dari North Carolina Museum of Natural Sciences, Adrian A. Smith.

Selain morfologi anehnya, semut drakula juga mengembangkan beberapa sifat biologis unik. Mereka memiliki mekanisme pertahanan dengan mematahkan mandibula (tulang rahang) untuk menghasilkan serangan yang kuat.

Menggunakan kamera berkecepatan tinggi hingga 1 juta frame per detik, para ilmuwan dari Smithsonian telah menangkap gerakan luar biasa semut drakula untuk pertama kali.

Science Alert (12/12) melaporkan para peneliti juga menggunakan teknologi pencitraan sinar-X untuk dapat melihat anatomi mereka dalam tiga dimensi. Mereka ingin memahami lebih jauh bagaimana gerakan itu bekerja.

Mekanismenya bekerja seperti gerakan mencubit dengan kecepatan seribu kali lebih cepat dari apa yang bisa dilakukan oleh tangan manusia.

Ujung mandibula akan membuka dan menutup sampai akhirnya putus. Proses ini berlangsung selama 0,000015 detik dengan kecepatan dari nol hingga 320 kilometer/jam.

"Semut drakula menggunakan gerakan ini untuk menjatuhkan arthropoda lain, menghancurkan mereka di dinding atau mendorong mereka hingga menjauh. Mangsa itu kemudian diangkut kembali ke sarang lalu diumpankan ke larva semut," kata Suarez.

Dalam dunia hewan, menangkap dan menghindari pemangsa dibutuhkan kecepatan. Mungkin gerakan cepat itu berhubungan dengan perburuan dan pertahanan.

Gerakan cepat pada semut drakula juga bisa diamati pada arthropoda lain seperti udang mantis, serangga Cercopoidea, dan semut rahang perangkap. Semua makhluk ini menyimpan energi dalam ototnya kemudian melepaskannya melalui selot yang memungkinkan energi lepas lewat semacam pegas elastis.

Dengan menggabungkan kaitan dan pegas, mereka bisa selamat berkat kekuatan otot. Hal ini memungkinkan makhluk seperti semut drakula mencari makanan dan mempertahankan diri dari pemangsa dengan cara seefisien mungkin. Bahkan dibanding semut rahang perangkap yang lain, semut drakula lebih unggul.

Dikutip dari Popular Science (13/12), penelitian mengenai semut drakula ini sangat penting bagi ilmuwan. Penelitian ini akan memberikan wawasan tentang bagaimana evolusi dapat mencapai batas maksimalnya.

Itu juga akan akan memecahkan pengorbanan apa yang dilakukan hewan untuk menghasilkan gerakan super cepat tersebut. Penelitian juga berusaha mengetahui bagaimana hubungan antara predator dan mangsanya.

Semut drakula akan diteliti lebih lanjut mengingat selama ini keberadaan mereka ''tersisihkan'' di dunia penelitian. Hal itu sangat wajar karena semut drakula sangat jarang ditemui sehingga luput dari perhatian manusia.

Penelitian ini telah dipublikasikan daring dalam jurnal Royal Society Open Science (12/12).

Tidak ada komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Diberdayakan oleh Blogger.