RajaCerdas.ORG Situs Poker Online Terpercaya dengan Bonus Rollingan dan Referral Tertinggi

Header Ads

bandarq BandarQ bandarq Agen Togel Terpercaya

Angkat Bicara Kepala Suku Lembah Baliem, Ada 500-an Warga Yang Disandera Perusuh


Angkat Bicara Kepala Suku Lembah Baliem, Ada 500-an Warga Yang Disandera Perusuh

Angkat Bicara Kepala Suku Lembah Baliem, Ada 500-an Warga Yang Disandera Perusuh

pokerace99 - Berdasarkan hasil investigasi sekaligus pemetaan yang dilaksanakan Polri diketahui yang mengerjakan pembakaran dan tindak pidana kekerasan di Wamena, Jayawijaya bukan orang pribumi atau warga Lembah Baliem.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan malah penduduk pribumi Wamena ikut melindung semua pendatang ketika terjadi kerusuhan.

“Pelaku pembakaran bukan warga asli Wamena (orang Lembah Baliem).

Mereka justru tidak sedikit membantu memberi perlindungan untuk para pendatang dengan menyelamatkan di lokasi tinggal warga maupun gereja,” kata Dedi Prasetyo untuk wartawan, Minggu (29/9/2019).

Berdasarkan keterangan dari Dedi, kepala suku Lembah Baliem (Wamena) Agus Hubi Lapago secara eksklusif meminta semua pendatang guna tidak mengungsi sebab yakin masyarakat pribumi Wamena sangat menyukai masyarakat Papua pendatang.

“Karena mereka yakin semua perusuh ialah kelompok di luar Wamena,” ujarnya.

Senada Kadiv Humas Mabes Polri Irjen M Iqbal dalam keterangannya hari Minggu (29/9/2019) menuliskan pelaku kerusuhan di Wamena bukanlah penduduk asli.

"Pelaku pembakaran bukan warga asli Wamena (orang Lembah Baliem).

Mereka justru tidak sedikit membantu memberi perlindungan untuk para pendatang dengan menyelamatkan di lokasi tinggal warga maupun gereja," paparnya.

M. Iqbal menambahkan kepala suku Lembah Baliem (Wamena) Agus Hubi Lapago secara eksklusif meminta semua pendatang guna tidak mengungsi sebab sangat yakin masyarakat pribumi Wamena sangat menyukai warga pendatang

"Karena mereka yakin semua perusuh ialah kelompok di luar Wamena," ujarnya.

M. Iqbal pun meluruskan, bahwa sasaran kekerasan pada kerusuhan sepekan lalu tersebut tidak melulu ditujukan untuk etnis tertentu saja yang bermukim disana.

"Pelaku menggali korban tidak ditujukan ke etnis tertentu, namun membabi-buta," ucapnya.

Data yang diluncurkan Kodim 1702/Jayawijaya menulis ada 6.784 penduduk di Wamena yang sekarang tengah mengungsi ke sebanyak titik evakuasi seperti di kantor polisi, Markas Kodim, gereja dan lainnya.

Komandan Lanud Silas Papare Jayapura Marsma TNI Tri Bowo Budi Santoso untuk Kompas bahkan melafalkan jumlah penduduk yang meregistrasi untuk dievakuasi ke Jayapura pada hari Minggu (29/9/2019) telah menjangkau 10.000 orang.

Mereka lazimnya warga pendatang.

"Sekarang yang susunan sudah selama 10.000. Ada 2.670 yang sudah dibawa ke Jayapura," ujar Bowo di Jayapura.

Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Candra Dianto mengkonfirmasi jumlah total korban tewas dampak ketusuhan tersebut sejumlah 33 orang.

Namun tidak seluruh korban tewas sebab aksi kekerasan.

"Korban kekerasan 31 orang tewas, namun yang dua lagi korban sebab medis.

Jadi terdapat satu orang ketika kejadian dia jantungan dan meninggal, sedangkan yang satu sebab keracunan asap genset," tuturnya ketika dihubungi Kompas.com melewati telepon, Sabtu (28/9/2019).

"Saat kejadian dia lagi di dalam ruang genset, lantas bersembunyi di dalam ruang tersebut sampai keracunan dan meninggal," sambungnya.

Berdasarkan keterangan dari dia, sekarang masyarakat di Wamena mulai pulang menjalankan aktifitasnya, namun mereka tetap trauma atas kejadian tersebut.

Di samping itu, pemerintah telah mulai menurunkan tim guna mendata jumlah kerugian yang diakibatkan kerusuhan pada 23 September 2019.

"Sudah 100 persen yang disisir, hari ini ada pekerjaan pendataan dari PU berhubungan berapa jumlah lokasi tinggal yang rusak," kata Candra kepada pokerace99

Diberitakan sebelumnya, akibat kerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, masih terus berkembang.

"224 mobil roda 6 dan 4 hangus, 150 motor, 465 ruko hangus, dan 165 lokasi tinggal dibakar," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal . Sementara korban luka-luka menjangkau 76 orang.

500-an Warga Disandera Perusuh

Akun facebook Surga Kecil Yang Jatuh ke Bumi mengungkap kenyataan kerusuhan Wamena yang tak tidak sedikit diketahui publik.

Ternyata ketika kerusuhan meletus, massa perusuh sempat menyandera 500-an penduduk di pinggiran Wamena, area Pike.

Massa perusuh meminta TNI/Polri melepaskan 6 sahabat mereka dibarter dengan pembebasan 500-an penduduk yang mereka sandera.

500-an penduduk terdiri balita, anak-anak, ibu-ibu dan bapak-bapak disangga dalam Gereja Kibaid dan Honai.

Sekitar pkl 12.00 WIT negosiasi dilaksanakan oleh 2 orang negosiator perwakilan TNI/POLRI tanpa membawa senjata dilangsungkan alot.

Pihak aparat ketenteraman tidak diperbolehkan masuk ke wilayah itu oleh massa perusuh sebab sudah dikepung dan menakut-nakuti pihak aparat keamanan bilamana melintasi distrik yang dikepung tersebut maka keselamatan 500-an orang yang tersandera jadi taruhannya.

Proses penyerahan pada pkl 16.30 masih saja dilangsungkan alot meskipun 6 terduga massa perusuh telah dihadirkan guna ditukarkan dengan 500 penduduk koban sandera.

Tahap pembebasan warga itu belangsung dalam 2 gelombang.

Gelombang kesatu penyerahan sandera pukul 19.00 selama 400 orang terdiri balita, anak-anak, ibu-ibu dan bapak- bapak yang disandera dihadirkan untuk di berikan ke aparat keamanan.

Setelah penyerahan gelombang I berlalu dilaksanakan, proses penyerahan gelombang ke dua dengan 100 penduduk yang masih tersandera di Gereja Kibaid dan Honai dilakukan pada pkl 22.00 WIT.

Setelah 500 warga sukses dibebaskan, satu persatu penduduk koban sandera mengarungi blokade disambut haru oleh family yang menantikan di seberang blokade.

Para korban sandera itu langsung dievakuasi guna dibawa ke lokasi pengungsian, terlihat bersitan raut muka bahagia, tangis ketakutan dan trauma yang mendalam terpancar dari raut wajah mereka.

5 Tersangka

Hingga Senin (30/9/2019), pihak kepolisian sudah memutuskan sebanyak 5 tersangka berhubungan kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019).

"Dari hasil pemeriksaan, 5 terduga yang sudah diputuskan oleh polres Wamena," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan,

Ia belum merinci lebih jauh tentang peran kelima tersangka.

Namun, Dedi menuturkan bahwa hasil pemeriksaan mengindikasikan para pelaku bukan berasal dari Wamena.

Saat ini, Dedi menuliskan bahwa secara umum kondisi di Wamena telah kondusif.

Saat ini, aparat konsentrasi melakukan perbaikan pada kemudahan publik yang rusak.

Nantinya, andai situasi telah kondusif dan situasi psikologis semua korban membaik, mereka yang mengungsi akan dibalikkan ke lokasi tinggal masing-masing.

Tidak ada komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Diberdayakan oleh Blogger.